Rumput laut (algae
laut bentik) yang bernilai ekonomis penting di Indonesia diantaranya adalah
jenis Rhodophyta (algae merah). Algae
merah ditandai oleh sifat-sifat sebagai berikut :
- Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk.
- Reproduksi seksual dengan karpogonia dan spermatia.
- Pertumbuhan bersifat uniaksial (satu sel di ujung thallus) dan multiaksial (banyak sel di ujung thallus).
- Alat pelekat (holdfast) terdiri dari perakaran sel tunggal atau sel banyak.
- Mempunyai pigmen fikobilin yang terdiri dari fikoeretrin (berwarna merah) dan fikosianin (berwarna biru).
- Bersifat adaptasi kromatik, yaitu mempunyai penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan berbagai warna “thalli” seperti : pirang, violet, merah tua, merah muda, coklat, kuning, dan hijau.
- Mempunyai persediaan makanan berupa kanji (floridean starch).
- Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, karagenan, porpiran, dan furselaran.
Divisio :
Rhodophyta
Class :
Rhodophyceae
Bangsa :
Gigartinales
Suku :
Solieriaceae
Marga : Eucheuma
Jenis : Eucheuma spp.
Eucheuma spinosum
Eucheuma cottonii
Tidak kurang dari
dua puluh jenis Eucheuma dapat
dikenal daerah Indo-Pasifik yang terbagi kedalam dua seksi berdasar struktur
selnya, yang pertama adalah seksi “axifera” (berstruktur sel memusat) dan yang
kedua adalah “unaxifera” (berstruktur sel tidak memusat). Ciri-ciri umum dari marga ini adalah :
- Thalli (kerangka tubuh tanaman) bulat silindris atau gepeng.
- Berwarna merah, merah-coklat, hijau-kuning, dan sebagainya.
- Bercabang berselang tidak teratur, di atau trikhotomous.
- Mempunyai benjolan-benjolan (blunt nodule) dan duri-duri (spines).
- Substansi thalli “gelatinus” dan atau “kartiagenus” (lunak seperti tulang rawan).
Beberapa jenis
diantaranya terdapat di Indonesia.
Setiap jenis mempunyai nama daerah yang berbeda-beda. Tetapi secara umum disebut agar-agar. Khusus untuk Eucheuma spinosum misalnya, di Ujung Pandang disebut agar-agar
kasar, di Pulau Seribu dinamakan agar-agar patah tulang, di Sulawesi Tenggara
biasa disebut agar-agar kembang, dan di Pulau Seram dinamakan agar-agar geser
dan pulu.
Eucheuma umumnya
terdapat di daerah tertentu dengan persyaratan khusus. Kebanyakan tumbuh di daerah pasang-surut
(ntertidal) atau pada daerah yang selalu terendam air (subtidal) melekat pada
substrat di dasar perairan yang berupa karang batu mati, karang batu hidup,
batu gamping, atau cangkang moluska.
Umumnya mereka tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu (reef),
karena di tempat inilah beberapa persyaratan untuk pertumbuhannya banyak
terpenuhi, antaranya faktor kedalaman, pencahayaan, substrat, dan gerakan
air. Pertumbuhan cenderung lebih baik di
daerah dekat batas pasang-surut tahunan terendah. Biasanya pada kedalaman sekitar 30-50 cm
waktu surut terendah. Habitat khas
adalah daerah yang dapat aliran air laut yang tetap, mereka lebih menyukai
variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati. Algae ini tumbuh mengelompok dengan berbagai
jenis rumput laut lainnya membentuk populasi campuran. Pengelompokan ini tampaknya penting dan
saling menguntungkan diantaranya dalam hal penyebaran spora.
Beberapa jenis
Eucheuma penting dalam dunia perdagangan internasional sebagai penghasil
ekstrak karagenan. Zat ini adalah suatu
fikoloid yang berupa polisakharida.
Contoh senyawa karagenan adalah asam karagenat yang terdiri dari kalsium
karagenat dan potasium karagenat.
Prosentase karagenan berkisar antara 54-73% bergantung pada jenis dan
lokasi. Di Indonesia karagenan berkisar
antara 61,5-67,5%. Fraksi pertama larut
dalam air panas, yang kedua larut dalam air dingin, sedangkan yang ketiga larut
dalam air panas dan air dingin. Dewasa
ini ekstrak karagenan telah meluas pemakaiannya untuk berbagai kebutuhan di
berbagai industri. Misalnya ia berfungsi
sebagai penebal, pengemulsi, penstabil, pengental, dan pengikat substansi pada
industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, keramik, karet, dan
lain-lain. Disamping karagenan, dalam Eucheuma masih terdapat lagi beberapa
zat organik lain seperti protein, lemak, serabut kasar, abu, dan air. Eucheuma
spinosum dan Eucheuma cottonii
terutama dari hasil budidaya di Indonesia, kebanyakan untuk komoditi
ekspor. Sedangkan beberapa jenis lainnya
di beberapa tempat dimanfaatkan untuk konsumsi dalam negeri sebagai bahan
makanan tambahan.
Beberapa jenis Eucheuma spp yang ada di Indonesia
beserta sebarannya adalah :
E. spinosum : P. Seribu, Selat Sunda,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Sumbawa, Riau.
E. edule : P. Seribu, Bali, Sulawesi
Tenggara, Maluku, Sulawesi Tengah.
E. serra : Bali.
E. cottonii : Sulawesi Tengah, Maluku,
Sumbawa, Sulawesi Tengah.
E. crassum : Sulawesi Tenggara dan
Maluku.
E. urnoldhii : Bali dan Maluku.
E. leewenii : Jawa.
E. crustaeforme : Sulawesi Utara.
E. horizontal : Sulawesi Selatan.
E. adhaerens : Maluku.
E. vermiculare : P. Seribu.
E. dichotomum : P. Seribu dan Maluku.
E. cervicorne : Maluku.
E. striatum : P. Seribu.
E. simplex : Maluku.
Gracilaria spp.
Algae ini termasuk marga Gracilaria, suku Gracilariaceae, bangsa Gigartinales, divisio
Rhodophyta (Algae merah). Di Indonesia
algae ini mempunyai berbagai nama menurut daerah, misalnya bulung sangu (Bali)
dan rambu kasang (Jawa Barat).
Ciri umum marga :
- Thalli berbentuk silindris atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai kepada yang rumit dan rimbun.
- Di batas percabangan umumnya bentuk thalli agak mengecil.
- Perbedaan bentuk, struktur, dan asal usul pembentukan organ reproduksi sangat penting dalam pembedaan jenis.
- Warna thalli beragam mulai dari warna hijau-coklat, merah, pirang, merah-coklat, dan sebagainya.
- Substansi thalli menyerupai gel atau lunak seperti tulang rawan.
Sebanyak 160 jenis Gracilaria tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia tidak kurang daripada 15 jenis
yang telah diketahui tersebar diberbagai daerah. Jenis-jenis tersebut antara lain adalah :
Gracilaria
arcuata
G.
coronopifolia
G. crassa
G.
echeumioides
G. foliifera
G. blodgettii
G. incurvata
G. lichenoides
G.
cylindrical
G. verrucosa
Jika dibandingkan dengan jumlah jenis yang terdapat
di negara-negara lain, keanekaragaman di Negara kita termasuk tingkat
sedang. Di Cina terdapat 34 jenis, di
Jepang 17 jenis, di Taiwan 8 jenis, di Philipina 18 jenis, di Micronesia 10
jenis, dan di California 16 jenis.
Gracilaria lichenoides
Gracilaria foliifera
Pertumbuhan Gracilaria
umumnya lebih baik di tempat dangkal daripada di tempat dalam. Substrat tempat ia melekat dapat berupa batu,
pasir, lumpur, dan lain-lain. Kebanyakan
lebih menyukai intensitas cahaya yang lebih tinggi, suhu merupakan factor
penting untuk pertumbuhan dan pembiakan.
Optimum suhu untuk pertumbuhan adalah antara 200C-280C. Tumbuhan pada kisaran kadar garam yang besar,
dan tahan sampai kadar garam 500/00. Dalam keadaan basah dapat tahan di atas
permukaan air (exposed) selama satu hari.
Algae jenis ini termasuk kelompok penghasil
agar-agar (Agarophyte). Kandungan
agarnya beragam menurut jenis dan lokasi pertumbuhannya. Umumnya berkisar antara 16 – 45%. Di Indonesia merupakan algae ekonomis penting
untuk bahan baku pabrik agar dalam negeri, disamping sebagai bahan mata
dagangan (komoditi) ekspor. Kandungan
agarnya yang di Indonesia mencapai 47,34% Gracilaria spp. Produksinya masih bergantung sepenuhnya dari
sediaan alami. Usaha pembudidayaan masih
dalam tahap awal berupa percobaan yang umumnya dilakukan di tambak.
Karagenan dari beberapa jenis algae
Kandungan karagenan dan agar dalam beberapa jenis algae ekonomis dari berbagai negara (dalam %)
NB:
Kalau sobat netter berminat literatur aslinya bisa langsung download disini (literatur dalam format jpg)......gratis
For further information :
Kadi, A. dan Atmadja, W.S.; Rumput Laut (Algae);
P3O-LIPI; Jakarta; 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar