Translator

Kamis, 22 November 2012

BUDIDAYA RUMPUT LAUT


Lahan rumput laut
Lahan sebagai habitat untuk masing-masing jenis rumput laut mempunyai sifat yang berbeda-beda.  Untuk pertumnuhan Eucheuma beberapa beberapa persyaratan lingkungan diperlukan, yakni :
  • Subsatrat stabil, dasar perairan terdiri atas campuran karang mati dan karang kasar, terlindung dari ombak yang terlalu kuat, dan umumnya di daerah terumbu karang.
  • Tempat dan lingkungan perairan tidak mengalami pencemaran.
  • Kedalaman air pada waktu surut terendah 10 sampai 30 cm.
  • Perairan dilalui arus tetap dari laut lepas sepanjang tahun.
  • Kecepatan arus antara 20-40 m per menit.
  • Jauh dari mulut sungai.
  • Perairan tidak mengandung lumpur dan airnya jernih.
  • Suhu air laut sekitar 27-300C, dan kadar garam air sekitar 30-370/00.


 Persyaratan tumbuh untuk Gracilaria sebagai berikut :
  • Substrat berlumpur atau lumpur pasiran, perairan tenang atau berupa tambak, selalu tergenang air laut pada surut maksimal.  Gracilaria dapat dibudidayakan di tambak lama atau baru, tumpangsari dengan udang atau bandeng.
  • Tempat tumbuh dan lingkungan hidup tidak tercemar.
  • Kedalaman air tidak lebih daripada 10m.
  • Kisaran kadar garam 18-320/00, kadar garam optimal sekitar 250/00.
  • pH air berkisar antara 8-8,5.
  • Suhu air antara 20 sampai 280C.
 Persyaratan tumbuh ini banyak yang terpenuhi di sebagian besar perairan Indonesia bagian tengah dan timur, misalnya di Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dan Maluku.  Masing-masing jenis rumput laut memerlukan persyaratan ekologis yang berbeda-beda.  Kebanyakan marga Gracilaria dapat dibudidayakan pada perairan berkadar garam rendah.

Beberapa indikator wilayah yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengembangan budidaya adalah sebagai berikut :
  • Tersedianya sediaan rumput laut alami setempat.  Adanya jenis-jenis lokal merupakan petunjuk bahwa lokal perairan tersebut dapat dijadikan areal budidaya yang cocok untuk jenis lokal dan sekaligus dapat digunakan sebagai cadangan sediaan bibit.
  • Gerakan air.  Peranan faktor fisik seperti ombak dan arus sangat diperlukan dalam budidaya rumput laut sebagai pembawa zat hara dan penyebab massa air menjadi homogen.  Massa air yang homogen terhindar dari fluktuasi suhu, kadar garam, pH dan oksigen terlarut. Peranan lain dari arus adalah menghindarkan akumulasi silt dan epifit yang melekat pada thallus yang menghalang-halangi pertumbuhan tanaman.
  • Kedalaman air.  Pada umumnya kedalaman air yang ideal adalah sekitar 30-50 cm dalam keadaan surut terendah.  Pemilihan lokasi yang terlalu dalam menyebabkan kesukaran dalam penanaman, pemeliharaan dan panen.
  • Sifat komunitas.  Sifat komunitas mencerminkan sifat ekologis.  Terdapatnya keanekaragaman jenis yang tinggi pada komunitas yang stabil menunjukkan keadaan ekologis yang stabil dan tidak terjadi fluktuasi yang tajam.
  • Keberadaan jenis-jenis lain.  Adanya jenis-jenis lain dapat merupakan petunjuk keadaan oseanografi umum, seperti banyaknya Coelenterata bentik yang menunjukkan adanya gerakan air yang baik atau adanya arus.  Tipe dasar perairan yang ideal adalah terumbu dengan dasar pasir kasar bercampur potongan karang.
 Teknik Penanaman
Dalam penanaman rumput laut pada dasarnya digunakan tiga macam teknik dengan berbagai modifikasi, yaitu penanaman dengan sistem di dasar, lepas dasar dan apung.

Sistem di dasar yakni bibit langsung ditebar (broad casting).  Pada sistem ini tanaman tumbuh secara alami dan akan menyesuaikan pada lingkungan dasar perairan.  Biasanya perlakuan ini untuk budidaya rumput laut di tambak-tambak ikan dari jenis rumput laut Gracilaria spp.

Sistem lepas dasar, bibit diikat dengan rafia pada tali plastik (senar pancing atau tambang pancing).  Tali tersebut direntangkan beberapa cm (umumnya 20-30 cm) di dasar perairan dengan bantuan patok yang terbuat dari kayu atau bambu.  Panjang antara deret patok dengan deret patok lainnya kurang lebih 4-5 m.  Jarak tanam pada tali plastik umumnya berkisar antara 20-25 cm.  Letak tanaman diusahakan tidak mengalami kekeringan pada saat air surut terendah.

Sistem apung, biasanya menggunakan rakit yang terbuat dari bambu dengan berbagai ukuran menurut kebutuhan yang diinginkan.  Cara pengikatan tanaman, perentangan dan macam tali pada prinsipnya sama dengan sistem lepas dasar.  Letak jarak tanam dari permukaan air diatur sehingga tanaman tidak muncul dari permukaan air pada saat tanaman menjadi besar.

Penanaman yang dilakukan kebanyakan dengan menggunakan sistem lepas dasar dan apung.  Berat bibit yang ditanam adalah 50-100 gram dan bibit ini dapat bertahan sampai enam kali tanam (sekitar enam bulan) tanpa diganti.  Panenan dapat dilakukan antara satu sampai tiga bulan.



for further information :
Kadi, A. dan Atmadja W.S.; Rumput Laut (Algae); P3O LIPI; Jakarta; 1988

Tidak ada komentar:

Posting Komentar