Translator

Selasa, 13 November 2012

TEMBAGA (CUPPER)


Tembaga memiliki nama kimia cupprum dan dilambangkan dengan Cu.  Unsur logam ini berbentuk kristal dengan warna kemerahan.  Dalam sistem periodik unsur kimia, tembaga menempati posisi dengan nomor atom (NA) 29 dan mempunyai berat atom (BA) 63,546.

Tembaga dapat ditemukan dalam bentuk logam bebas di alam akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk senyawa padat (mineral).  Di perairan tembaga dapat ditemukan dalam bentuk senyawa ion seperti CuCO3- dan CuOH-.  Pada batuan mineral tembaga dapat ditemukan dalam bentuk :
  • chalcocote (Cu2S)
  • covellite (CuS)
  • chalcopyrite (CuFeS2)
  • bornite (Cu5FeS4)
  • enargite (Cu3(AsSb)S4)


Selain dari bentuk mineral tersebut logam tembaga juga banyak ditemukan dalam bentuk teroksidasi seperti bijih :
  • cuprite (Cu2O)
  • tenorite (CuO)
  • malachite (CuCO3.Cu(OH)2)
  • azurite (2CuCO3.Cu(OH)2)
  • chrysocolla (CuSiO3.2H2O)
  • bronchantite (Cu4(OH)6SO4)

Pada umumnya Cu diperoleh dari hasil penambangan.  Untuk mendapatkan produksi Cu yang baik harus melalui tahapan proses yang meliputi penghalusan bijih Cu, pemekatan secara flotasi, pembakaran pada suhu 600 sampai 8000C untuk menghilangkan kandungan belerangnya dan proses peleburan dengan cara pembakaran pada suhu 1.100 sampai 1.6000C.

Bentuk akhir dari logam Cu yang diperoleh dari rangkaian proses tersebut adalah Cu dalam bentuk campuran sulfida sebesar 30 sampai 35% dengan FeS.  Belerang yang ada diuapkan dengan cara penambahan suatu senyawa silikon, yang mana akan mengubah FeS besi oksida untuk kemudian dihilangkan.  Hasilnya adalah logam tembaga yang masih rapuh dan masih mengandung sedikit belerang dan besi.  Selanjutnya dilakukan pembakaran logam tersebut dalam tungku reverberatory atau dimasukkan kedalam anoda untuk dielektrolisa dengan larutan CuSO4 yang diasamkan.  Logam Cu murni akhirnya akan didapatkan dari slime yang mengendap pada dasar tangki elektrolisa.

Cu dikelompokkan kedalam metalloenzim dalam sistem metabolisme.  Logam Cu dibutuhkan untuk sistem enzim oksidatif seperti enzim askorbat oksidase, sistikrom C oksidase, polyfenol oksidase, amino oksidase dan lain-lain.  Cu juga digunakan sebagai kompleks Cu-protein yang mempunyai fungsi tertentu dalam pembentukan haemoglobin, kolagen, pembuluh darah dan myelin otak.  Cu juga terlibat dalam proses pembentukan energi untuk metabolisme serta dalam aktivitas tirosin.  Meski sangat dibutuhkan oleh manusia, logam Cu akan berbalik menjadi bahan racun bila masuk dalam jumlah berlebihan.

 Pada manusia, keracunan Cu secara kronis dapat dilihat dengan timbulnya penyakit Wilson dan Kinsky.  Gejala penyakit Wilson ini adalah terjadi hepatic cirrhosis, kerusakan pada otak dan demyelinasi serta terjadinya penurunan kerja ginjal dan pengendapan Cu dalam kornea mata.  Penyakit Kinsky dapat diketahui dengan terbentuknya rambut yang kaku dan berwarna kemerahan pada penderita.  Sedangkan pada kerang bila dalam tubuhnya telah terakumulasi Cu dalam jumlah tinggi maka bagian otot tubuhnya akan memperlihatkan warna kehijauan.  Hal itu dapat menjadi petunjuk apakah kerang tersebut masih bisa dikonsumsi oleh manusia.

Dalam darah. Cu terdapat dalam dua bentuk ionisasi yaitu Cu+ dan Cu++.  Apabila jumlah Cu dalam kedua bentuk itu yang terserap berada dalam jumlah normal (berada pada titik keseimbangan dengan kebutuhan tubuh) maka sekitar 93% dari serum-Cu berada dalam seruloplasma dan 7% lainnya berada dalam fraksi-fraksi albumin dan asam amino.  Serum Cu-albumin ditransportasikan kedalam jaringan-jaringan tubuh.  Cu juga berikatan dengan sel darah merah (SDM) sebagai eritrocuprein, yaitu sekitar 60% SDM-Cu sedangkan sisanya merupakan fraksi-fraksi yang labil.  Darah selanjutnya akan membawa Cu kedalam hati, yang mana merupakan tempat penyimpanan Cu yang paling besar yang diterima dari fraksi serum Cu-albumin.  Dari hati Cu dikirimkan kedalam kandung empedu, kemudian dikeluarkan kembali ke usus yang selanjutnya dibuang melalui feces.


for further information :
Pencemaran & toksikologi logam berat; Drs. Heryando Palar; Rineka Cipta; 1994

Tidak ada komentar:

Posting Komentar