Timbal (Lead)
dalam keseharian dikenal sebagai timah hitam atau dalam bahasa ilmiahnya adalah
plumbum (Pb). Dalam sistem periodik unsur kimia timbal
termasuk logam golongan IV A dengan nomor atom (NA) 82 dan bobot atom (BA)
207,2. Di alam terdapat 4 macam isotop
timbal, yaitu :
- Timbal 204 (Pb204) diperkirakan berjumlah 1,48% dari seluruh isotop timbal.
- Timbal 206 (Pb206) diperkirakan berjumlah 23,60% dari seluruh isotop timbal.
- Timbal 207 (Pb207) diperkirakan berjumlah 22,60% dari seluruh isotop timbal.
- Timbal 208 (Pb208) diperkirakan berjumlah 52,32% dari seluruh isotop timbal.
- merupakan logam yang lunak sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat dibentuk dengan mudah.
- merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau perkaratan sehingga logam timbal sering digunakan sebagai bahan pelindung (coating).
- mempunyai titik lebur rendah yaitu 327,50C.
- mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa, kecuali emas dan merkuri.
- merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
Emisi Pb ke dalam lapisan atmosfir bumi dapat berbentuk
gas dan partikulat, terutama sekali bersaal dari buangan gas kendaraan
bermotor. Emisi tersebut merupakan hasil
samping dari pembakaran yang terjadi dalam mesin-mesin kendaraan. Pb tersebut berasal dari senyawa
tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb yang selalu ditambahkan dalam bahan bakar
kendaraan bermotor dan berfungsi sebagai anti ketuk (anti knock) pada mesin kendaraan.
Senyawa tetrametil-Pb dan tetraetil-Pb dapat diserap
oleh kulit. Hal ini disebabkan kedua
senyawa tersebut dapat larut dalam minyak dan lemak. Sedangkan dalam lapisan udara tetraetil-Pb
terurai dengan cepat karena adanya sinar matahari. Tetraetil-Pb akan terurai membentuk
trietil-Pb, dietil-Pb dan monoetil-Pb.
Semua senyawa hasil uraian tersebut memiliki bau yang spesifik seperti
bau bawang putih, sulit larut dalam minyak akan tetapi dapat larut dengan baik
dalam air. Senyawa-senyawa Pb dalam
keadaan kering dapat terdispersi didalam udara, sehingga kemudian terhirup pada
saat bernafas, dan sebagian akan menumpuk di kulit dan terserap oleh daun
tumbuhan.
Bentuk kimia dari senyawa Pb merupakan faktor penting
yang mempengaruhi reaksi Pb dalam tubuh manusia. Senyawa Pb organik relatif lebih mudah untuk
diserap tubuh melalui selaput lendir atau melalui lapisan kulit, bila
dibandingkan dengan senyawa Pb anorganik.
Senyawa Pb yang dapat diserap oleh tubuh adalah sekitar 5-10% dari jumlah
Pb yang masuk melalui makanan atau sebesar 30% dari jumlah Pb yang terhirup
pada saat bernafas. Dari jumlah yang
terserap itu hanya 15% yang akan mengendap pada jaringan tubuh dan sisanya akan
di ekskresikan melalui urine dan feces.
Keracunan yang terjadi sebagai akibat kontaminasi dari
logam Pb dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
- meningkatkan kadar ALA (d-Amino Levulinic Acid) dalam darah dan urine.
- meningkatkan kadar protoporphirin dalam sel darah merah.
- memperpendek umur sel darah merah.
- menurunkan jumlah sel darah merah.
- menurunkan kadar retikulosit (sel darah merah yang masih muda).
- meningkatkan kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Keracunan yang disebabkan oleh keberadaan logam Pb dalam
tubuh mempengaruhi banyak jaringan dan organ tubuh. Organ-organ tubuh yang banyak menjadi sasaran
dari peristiwa keracunan logam Pb adalah sistem saraf, ginjal, sistem
reproduksi, endokrin dan jantung. Setiap
bagian yang diserang oleh racun Pb akan memperlihatkan efek yang berbeda-beda.
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan di Amerika
Serikat, disimpulkan bahwa pemasukan Pb sehari-hari kedalam tubuh dapat
digolongkan pada tingkat keterpaparan normal adalah pada kisaran 330 µg per
hari, dengan tingkatan variasi antara 100µg sampai dengan 2000µg. Kenyataannya umur dan jenis kelamin turut
mempengaruhi kandungan Pb dalam jaringan tubuh seseorang. Semakin tua umur seseorang akan semakin
tinggi pula konsentrasi Pb yang terakumulasi pada jaringan tubuhnya. Jenis jaringan juga turut mempengaruhi kadar
Pb yang terkandung.
For further information :
Pencemaran & Toksikologi Logam Berat; Drs. Heryando Palar; Rineka Cipta;1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar